Hukum Memberikan atau Mengucapkan Selamat Natal Dalam Islam

hukum mengucapkan natalMasuk-islam.com - Bagaimana hukumnya mengucapkan selamat natal ? Secara garis besar, ada dua pendapat seputar hukum mengucapkan selamat natal dan tahun baru pada umat kristiani (Kristen atau Katolik). Yaitu, boleh (mubah) dan tidak boleh (haram). Dengan beberapa alasan masing-masing.

Hukum mengucapkan Selamat Natal tidak jelas statusnya dalam Quran atau H`dits. Dalam Islam, berbeda pendapat-nya para ahli agama terhadap masalah atau isu yang tidak disebut secara ekplisit di dalam Al Qur'an dan Sunnah Nabi itu boleh. Itu disebut ijtihad dan pelakunya disebut mujtahid.

Islam sangat menganjurkan para ahli agama di bidangnya untuk melakukan ijtihad. Muadz bin Jabal dipuji Nabi dengan ijtihadnya saat dikirim Nabi ke Yaman sebagai Hakim. Tetapi, ijtihad adalah aktivitas para ahli di bidang agama. Sebagaimana juga undang-undang negara yang hanya dapat dibuat oleh para ahli hukum. Ada yang bermimpi bahwa ijtihad hukum Islam dapat dilakukan oleh siapa saja.

Kembali pada soal Natal, yang menjadi perbedaan (ikhtilaf) ulama adalah seputar mengucapkan Selamat Natal. Sedangkan mengikuti ritual natal hukumnya haram secara ijmak (mufakat ulama fiqh). Sebagaimana haramnya orang Nasrani mengikuti ritual solat Idul Fitri atau Idul Adha. Namun dipersilahkan untuk ikut acara makan-mak`n setelah acara salat Ied selesai.

PENDAPAT YANG MEMBOLEHKAN MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL

1. Dr. Yusuf Al-Qaradawi
2. Dr. Mustafa Ahmad Zarqa'
3. Dr. Wahbah Zuhayli
4. Dr. M. Quraish Shihab
5. Fatwa MUI (Majlis Ulama Indonesia) dan Buya Hamka
6. Dr. Din Syamsuddin
7. Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah
8. Isi Fatwa MUI 1981 Seperti Dikutip Eramuslim.com

PENDAPAT YANG MENGHARAMKAN UCAPAN SELAMAT NATAL ADALAH ULAMA WAHABI

Umumnya yang mengharamkan ucapan selamat Natal adalah ulama Wahabi. Inti alasan dari ulama yang mengharamkan adalah karena mengucapkan selamat pada perayaan orang non-muslim sama dengan mengakui kebenaran agama mereka dan itu bertentangan dengan Quran QS. Al-Zumar: 7; QS. Al-Maidah: 3.

1. Ibnul Qayyim dalam kitabnya Ahkamu Ahlidz Dzimmah
2. Fatwa Syeikh Al-'Utsaimin (ulama Wahabi)
3. Seluruh ulama Wahabi Salafi.
4. Seluruh simpatisan Wahabi Salafi di Indonesia

HARAM MENGIKUTI SAKRAMEN (RITUAL) NATAL

Mengikuti ritual (sakramen) Natal haram hukumnya secara mutlak. Baik menurut ulama yang membolehkan ucapan selamat natal maupun menurut ulama yang mengharamkannya.

KESIMPULAN HUKUM UCAPAN SELAMAT NATAL


Seorang muslim yang mengucapkan Selamat Natal kepada pemeluk Nasrani hukumnya boleh menurut mayoritas ulama. Yang haram adalah apabila mengikuti ritual atau sakramen natal. Mengucapkan Selamat Natal itu perlu bagi umat Muslim yang memiliki tetangga, teman kuliah/sekolah, kolega kerja, atau rekan bisnis yang beragama Nasrani sebagai sikap mutual respect.

Bagi yang tidak punya hubungan apapun dengan orang Nasrani, tentu saja ucapan itu tidak diperlukan.

Referensi: http://www.alkhoirot.net/2011/12/hukum-ucapan-selamat-natal.html

Komentar

  1. Assalam,,, bukankah Prof Buya Hamka melarang? Begitu pula MUI pada fatwanya tahun 1981?

    BalasHapus
  2. @jafar->Artikel ini saya ambil dari situs alkhoirot, silahkan anda tanyakan langsung kalo memang ragu, walahu'alamu bisshowab

    BalasHapus
  3. Menurut saya gak perlu mengucapkan Selamat Hari Natal . Apakah Mutual Respect Terganggu kalo kita sama sama mengerti agama adalah pakaian masing2 ,ato seperti istri masing2 ato suami masing2. mau jelek ato bagus toh itu agamaku istriku ku pakaian ku dll. saya tidak merasa senang kalo ada non muslim mengucapakn selamat hari raya idul fitri kepada saya ,itu sama saja dengan mencolek istri saya,( itu perumpamaan karena tidak pantas ) bagimu agamamu dan bagiku agamaku begitu pula bagimu hari raya agamamu bagiku hari raya agamaku. kalo alasannya mutual respect itu merupakan suatu kebodohan atau kelemahan iman. ketahuilah dengan tidak mengucapkan selamat hari natal kita sudah berdakawah dan meyakinkan khusus pada diri sendiri bahwa agama dia tidak benar.

    BalasHapus
  4. Tambahan saja mengapa harus mengucapkan selamat hari natal orang keristen Adven saja tidak mengenal hari natal ko

    BalasHapus
  5. Ya Jafar...harusnya anda yg harus terlebih dahulu mencari referensi2 yg otentik ttg boleh tidaknya mengucapkan selamat natal..dr berbagai sumber atau tokoh2 ulama...jgn yg ada di satu artikel..kemudian anda muat..tanpa dicek terlebih dahulu kebenaran materinya...

    BalasHapus
  6. Masalah ini timbul sewaktu Buya Hamka Menjabat Ketua MUI Pusat Tentu aja ada sebabnnyPara Ulama Membuat Kesepakatan ulama Dab Fatwa ini sampai sekarang belum dicabut jd umat harus mematuhinya karena siapa lagi yang harus dituruti umat kalau bukan Ulama

    BalasHapus
  7. مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

    “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk darinya”.

    لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا

    “Bukan termasuk golongan kami orang yang menyerupai kaum selain kami.”

    وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلُ

    “Firman-Nya : ‘Janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya [QS. Al-Hadiid : 16]

    ولهذا نهى الله المؤمنين أن يتشبهوا بهم في شيء من الأمور الأصلية والفرعية

    “Oleh karena itu, Allah melarang orang-orang yang beriman untuk menyerupai mereka (orang kafir) dalam hal apapun, baik dalam perkara pokok (ushuliyyah) maupun cabang (furu’iyyah)” [Tafsir Ibnu Katsir, 8/20]

    مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ ثَلاَثًا: إِحْدَاهُنَّ: أَنْ يَلْتَمِسَ الْعِلْمَ عِنْدَ اْلأَصَاغِرِ.

    “Ada tiga hal yang termasuk tanda-tanda Kiamat, salah satunya: ilmu diambil dari orang-orang kecil (bodoh).’” (HR. Ibnul Mubarak dalam Kitab Az-Zuhd, no: 61)

    dan hadits Muttafaqun Alaihi berikut ini,

    إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالاً فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا

    “Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu dari hamba-hambaNya sekaligus, tetapi Dia akan mencabut ilmu dengan mematikan para ulama’. Sehingga ketika Allah tidak menyisakan seorang ‘alim-pun, orang-orang-pun mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh. Lalu para pemimpin itu ditanya, kemudian mereka berfatwa tanpa ilmu, sehingga mereka menjadi sesat dan menyesatkan orang lain”.

    LPPI pernah mendapatkan surat pernyataan dari Osman Ali Babseil (PO Box 3458 Jedah, Saudi Arabia, dengan nomor telepon 00966-2-651 7456). Usianya kini sekitar 74 tahun, lulusan Cairo University tahun 1963.

    Dengan sungguh-sungguh seraya berlepas diri dari segala dendam, iri hati, ia menyatakan:

    Sebagai teman dekat sewaktu mahasiswa di Mesir pada tahun 1958-1963, saya mengenal benar siapa saudara Dr. Quraish Shihab itu dan bagaimana perilakunya dalam membela aqidah Syi’ah.
    Dalam beberapa kali dialog dengan jelas dia menunjukkan sikap dan ucapan yang sangat membela Syi’ah dan merupakan prinsip baginya.
    Dilihat dari dimensi waktu memang sudah cukup lama, namun prinsip aqidah terutama bagi seorang intelektual, tidak akan mudah hilang/dihilangkan atau berubah, terutama karena keyakinannya diperoleh berdasarkan ilmu dan pengetahuan, bukan ikut-ikutan.
    Saya bersedia mengangkat sumpah dalam kaitan ini dan pernyataan ini saya buat secara sadar bebas dari tekanan oleh siapapun.

    Pernyataan itu dibuat Osman Ali Babseil sepuluh tahun lalu (Maret 1998), namun hingga kini masih relevan, karena Quraish Shihab pun hingga kini terbukti masih menyebarluaskan doktrin Syi’ah.

    وَمَا آَتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
    “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.” (QS Al-Hasyr : 7).

    BalasHapus
  8. betul saudaraku..
    pada akhirnya kembali ke etika dalam bermasyarakat aja.. ga ada ruginya kok bilang selamat natal.. sama seperti saya liat bayi temen, saya bilang bayi nya cakep, padahal bayi baru lahir semuanya jelek ga ada yg cakep.. ini bukan membohongi hati, tapi lebih ke etika bermasyarakat aja..

    sekedar merry christmas aja gak akan bikin aku otomatis masuk kristen kok..
    sama seperti kemarin aku nulis status HUT DKI JAKARTA tidak serta merta menjadikan aku orang betawi..

    BalasHapus

Posting Komentar