Kisah Masuk Islam Artis Dian Sastrowardoyo

dian sastrowardoyo masuk islamMasuk-islam.com  Dian Sastrowardoyo Antara Cinta, Nietzsche dan IslamKu lari ke hutan kemudian menyanyi ku. Ku lari ke pantai kemudian teriak ku. Sepi… sepi dan sendiri aku benci. Aku ingin bingar… aku mau di pasar. Bosan aku dengan penat, dan enyah saja kau pekat. Seperti berjelaga jika ku sendiri. Pecahkan saja gelasnya biar ramai! Biar mengaduh sampai gaduh! Aih… ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih. Kenapa tak goyangkan saja loncengnya biar terdera. Atau aku harus lari ke hutan, belok ke pantai”. Pasti Anda telah menonton Film ‘Ada Apa dengan Cinta?’. Dan, Anda pasti masih ingat penggalan puisi di atas, yang di dalam ceritanya merupakan puisi buatan Rangga (Nicholas Saputra) yang disukai oleh Cinta (Dian Sastrowardoyo). Film tersebut memang sangat populer, terutama bagi remaja kala itu. Pesan yang dibawanya tidak lain adalah ‘cinta’, yang dikemas untuk pasar remaja. Demikianlah ‘Ada Apa dengan Cinta’, kita tidak akan lagi membahasnya di sini. Tapi, beberapa pengakuan Dian Sastrowardoyo tentang ‘cinta’-nya, mengingatkan kita pada film tadi.Dan ternyata, di sela-sela kesibukannya sebagai model, bintang film dan iklan, ia mengaku memang suka sekali membaca puisi. Menurutnya, sekarang puisi mulai ngetren di kalangan anak muda. Selain membaca puisi, saat ini ia sedang gemar membaca buku-buku Islam untuk memperdalam ilmu agamanya. Apalagi yang ada di balik sosok cewek cantik yang sedang menekuni Ilmu Filsafat di Universitas Indonesia ini? Berikut petikan wawancaranya saat ditemui figurpublik dalam peluncuran buku ‘AKU’ karya Sjuman Djaya yang dibacanya dalam ‘Ada Apa dengan Cinta?’ beberapa waktu lalu.. Kok kamu pinter baca puisi, belajar dari mana?
Aku suka baca puisi. Jadi ya kemauanku. Sekarang Puisi mulai ngetren di kalangan anak muda.


Boleh tahu nggak permasalahannya kenapa kok bisa putus dengan Iyun?
Permasalahannya hanya tidak cocok dan ini sudah sejak lama. Tapi saya berusaha untuk tetap menjaga hubungan. Tapi akhirnya putus juga. Iyun maunya pacaran serius, tapi akunya belum siap. Saya tidak bisa membohongi diri sendiri. Perbedaan umur juga mempengaruhi perbedaan cara berfikir antara aku dan Iyun.

Setelah putus, perasaan Dian bagaimana?
Rasanya lebih lega. Karena sebenarnya waktu sebelum putus, kita udah mulai tidak cocok. Aku masih seneng ngumpul dengan teman-teman. Kalau sudah asyik ngumpul, saya suka lupa kalau saya punya pacar yang harus saya perhatikan juga.

Memangnya Mbak Dian target menikah di usia berapa?
Kalau aku pribadi, planing merit umur 25. Tapi kalau belum berumur 25, mendingan mikir 700 kali dulu, deh.

Kalau dari mama kamu gimana setelah kamu putus?
Mama sering menanyakan, Iyun mana? Kok nggak dateng-dateng?

Apakah karena ada perbedaan profesi atau perbedaan sosial?
Oh, nggak ada kesitu. Masalahnya hanya tidak cocok saja. Aku juga masih egois. Tepatnya waktu bulan Maret, aku merasa hubungan kita mulai retak.

Apa sih yang membuat Dian bosan?
Aku merasa diriku terlalu egois. Dalam pacaran, aku nggak mau susah dan repot.

Mungkin nggak balikan lagi?
Aku sih nggak bakalan bilang nggak mungkin. Ini kan cinta. Tapi orang seumur dia pasti bakalan nemuin orang dan langsung nikah. Kalau dia nikah nanti, aku pasti ada rasa sedih. Karena sesungguhnya aku masih sayang banget sama dia.

Apa karena Iyun terlalu tua bagi Dian?
Bagi aku, umur itu nggak jadi masalah. Cinta itu tidak memandang usia. Masalahnya hanyalah ego.

Setelah putus, ada penyesalan nggak?
Ada sih. Habis, gimana lagi.

Rasanya ada yang hilang nggak?
Jelas dong. Biasanya ada yang perhatikan, sekarang kok rasanya sunyi. Itulah mengapa fungsi teman-teman saya sangat menolong sekali.

Kenangan apa yang tertinggal selama pacaran dengan Iyun?
Lagu-lagu AAdC, dia suka bawain ke aku.

Kalau kamu nanti pacaran lagi, apakah mutlak cowok kamu harus tahu tentang filsafat, sastra dan seni seperti yang sedang kamu geluti?
Aku tidak punya patokan, apa lagi harus mutlak. Biarkan cinta mengalir dengan sendirinya. Tapi kalau ada yang seperti itu, akan jadi seru. Kan bisa diskusi.

Kalau Nico gimana?
Wah! Nico itu sudah seperti saudara kembar saya sendiri. Aku sayang sama dia selayaknya saudara.

Bagaimana perasaan kamu nanti kalau lihat Iyun bergandengan dengan cewek lain?
Ada sedikit rasa sedih. Tapi aku mencoba untuk ikhlas.

Sekarang kan Dian lagi jomblo, planing-nya apa?
Sekarang ini aku memang belum dekat dengan siapa pun. Planing-nya dalam waktu dekat shooting iklan LUX yang baru.

Shooting iklan LUX yang baru di mana?
Di Bangkok.

Kalau film, apa?
Lagi shooting film ‘Putri Gunung Ledeng’ di Malaysia, hanya dua hari. Di situ aku hanya jadi figuran. Hanya beberapa detik saja. Peranku hanya jadi anak penjual obat. Jadi sebentar sekali. Dan yang mengajak saya Ibu Cristina. Perannya benar-benar figuran banget.

Shooting film di Malaysia bayarannya berapa?
Ya.. lumayan sih. Tapi yang penting bagi saya adalah langkah untuk menjalin kerjasama Internasional.

Selain kamu, pemain Indonesianya siapa saja?
Pemain Indonesia lainnya Ibu Christin Hakim dan Alex Komang.

Tentang agama, apa sebetulnya yang membuat kamu pindah ke agama Islam?
Dari hatiku sendiri. Sekarang aku belajar sama Om aku. Aku adalah seorang mualaf.

Bukankah di Islam tugas ibadahnya lebih berat?
Wah nggak. Yang penting kita iklas.

Selama pacaran dengan Iyun, apakah dia juga sering mengajari kamu tentang Islam?
Iya. Aku suka tanya-tanya ke dia.

Kalau belajar sholat dari mana?
Dari buku. Aku beli buku. Ada guru juga yang ngajarin, tapi lebih banyak aku baca buku.

Udah bisa semua?
Belum. Aku belum bisa doa Khunut.

Kapan tepatnya kamu masuk Islam?
Malam Isra Miraj tahun lalu.

Sampai sejauh ini, penghayatan Islam kamu bagaimana?
Aku ingin menjadi muslim yang artinya pasrah. Jadi aku muslim bukan karena pacaran sama orang Islam atau ajakan orang lain. Ini panggilan dari jiwaku sendiri. Dalam belajar Islam, saya tidak menghapal. Karena yang lebih penting bagi saya adalah tahu artinya.

Sebagai muallaf, perasaan kamu bagaimana?
Perasaanku lega. Karena aku masuk Islam bukan karena popularitas. Yang membuat aku memilih Islam karena aku ingin berserah diri dan pasrah kepada Allah. Karena Islam bagi saya adalah berserah diri dengan ikhlas. Dan aku sudah yakin benar akan pilihanku. Dalam belajar agama, saya bukanlah orang suka menghapal atau hanya sekedar membaca saja. Saya ingin menghayati setiap ayat-ayat Al-Quran. Jadi tidak sekedar bisa mengucap dan menghapal, tapi kita juga harus tahu artinya. Sumpah mati aku ikhlas.

Dari pihak keluarga bagaimana?
Kebetulan saya hanya sama mama. Mama saya beragama katolik, dan beliau bukan;lah orang yang picik. Dia tahu bahwa agama apapun, kalau memang yang menjalankan itu iklas, maka akan baik bagi dirinya sendiri. Jadi mama merasa tidak punya hak untuk melarang siapa saja dalam memilih agamanya masing-masing. Waktu pertama-tama mama memang kaget, karena dikiranya saya akan pergi jihat. Tapi setelah aku jelaskan, mama akhirnya dapat menerima dan mengerti. Malah sekarang, kalau aku lupa sholat, mama yang sering kasih ingat.

Banyak orang sekarang sering kali mengidentikan Islam dengan teroris. Menurut kamu bagaimana?
Itu hanya kebohongan. Bagi saya itu hanya politik.

Mengenai studi kamu di filsafat, adakah perubahan dalam diri kamu yang sangat terasa berpengaruh dalam hidup kamu?
Yang jelas terlihat, sekarang aku jadi lebih seneng baca.

Bagaimana rasanya kuliah di filsafat?
Wah, enjoy buanget gila. Di bandingkan kuliah di hukum, filsafat enjoy berlipat-lipat.

Enjoynya apa?
Enjoynya banyak mikir. Meski kadang mengawang-awang, tapi di filsafat pembicaraan terasa dalam.

Berapa IP kamu?
3,79.

Siapa tokoh filsuf yang banyak mempengaruhi kamu?
Aku suka sama Nietsche. Tapi aku juga suka dengan Susan Langer, karena aku juga sedang tertarik sama filsafat seni. Tapi aku belum terlalu dalam.

Bagaimana Nietzsche dari kacamatamu?
Nietzsche orangnya ngotot dan keras kepala. Mungkin itu yang saya suka dari dia. Nietzsche juga punya cara tersendiri di dalam filsafatnya. Di dalam dirinya juga terdapat suatu konflik yang membuat sudut pandang dan jiwanya meledak-ledak. Ada yang bilang Nietzsche itu orang gila, tapi saya menolak anggapan seperti itu.

Menurut banyak orang, Nietzsche itu kan atheis?
Salah. Nietzsche itu tidak atheis. Kalau didalami lagi, sesungguhnya Nietzsche itu tidak atheis seperti tuduhan banyak orang. Dalam filsafat Islam yang menarik buat kamu apa? Aku belum ngambil filsafat Islam. Namun dalam arti pandangan pribadiku, aku suka karena Islam itu pasrah, yang terjadi, terjadilah. Lillahi ta’ala. Islam lebih tenang.

Adakah pengaruh Nietzsche secara filosofis yang turut mengantarkan kamu masuk Islam?
Wah, gimana ya. Kalau itu sih susah jawabnya.

Bagaimana pandangan kamu berkaitan dengan kritik Nietzsche terhadap agama?
Nietzsche dibesarkan dalam keluarga Kristen, sehingga dia menyerang Tuhan dan ajaran-ajaran Nya lewat agamanya.

Tidak tertarik belajar Bhudism seperti ayah kamu?
Mau juga sih. Tapi sebatas pengetahuan saja. fp(roh/war)

Referensi : http://didier07.wordpress.com/2007/07/07/wawancara-dengan-dian-sastro/

Komentar

  1. toko herbal online26 Juni 2014 pukul 03.31

    subhanallah kita saja yang memang agama islam belum tentu seperti dian yang begitu ikhlas dalam menghafal aarti di setiap ayatnya..
    semoga makin khusu dalam agama islamnya ya mbak dian..aminnn

    makasih ;)

    BalasHapus
  2. dian, saya mengutib satu pembicaraan dari asultan kutubul muhammad Al bakir
    beliau berpesan pada muridnya bahwa suatu ketika engkau melihat ada seorang semacam kiyai atau ulama yang melentangkan sorbannya di atas air laut maka janganlah kamu kaget karena sesungguhnya itu bukan ilmu Allah yang sesungguhnya tapi yang ia lakukan itu kelebihan baginya, kitabpercaya orang yang berilmu atau tidak itu penentuannya di sakratulmaut....

    BalasHapus
  3. Tuhan menghendaki manusia memiliki kebebasan, entah itu baik dan buruk tergantung dari pribadi setiap orang tersebut,, namun walaupun mba Dian sudah menyangkal Yesus, tetapi Yesus sendiri tidak menyangkal mba Dian... Dan kalau mba Dian meninggalkan Katolik karena pandangan Nietzche itu berarti maba Dian sudah masuk dalam dunia pikiranya,,,, saya juga belajar filsafat dan banyak filsuf yang saya pelajari di kampus seperti Aristotele, Plato, Sokrates dan kaum Sofis lainya,, walaupun ide mereka sedikit bertolak belakang dunia moderen namun saya tetap percaya Yesus ko.....

    BalasHapus
  4. Alkhamdulillah.. aku terharu, sangat bahagia, ya allah selamatkan lah mbak dian, berilah petunjuk mu agar dia masuk islam,, alhamdulillah, akhirnya doaku terkabul, mbak dian skrg masuk islam dan hatiku lega rasanya. terima kasih ya allah.

    BalasHapus
  5. Eddie Shine Lopez26 Maret 2015 pukul 04.20

    VERSI PERTAMA
    1) Agama/keyakinan/iman pada TUHAN ALLAH itu pada dasarnya adalah personal/pribadi.. karena harus dipahami dengan sungguh-sungguh bahwa pertanggungjawaban iman kita akan TUHAN yang kita anut itu bersifat personal. Ketika tiba saatnya kita berhadapan langsung dengan sang Pencipta kita, kita diminta mempertanggungjawabkan semua tindakan kita. "Iman itu hakekatnya personal bukan komunal".
    2) Ketika agama/keyakinan/iman itu "dipaksakan" untuk keluar dari hakekatnya, maka akan terjadi kekacauan/khaos. Mengapa??? Karena Agama/keyakinan/Iman itu lebih terarah ke hal-hal yang membangkitkan sisi sentimental.
    3) Agama/keyakinan//iman juga harus rasional artinya suatu keyakinan tidak hanya melulu olah batin tetapi dapat dipahami, karena kalau suatu keyakinan itu tidak dapat dijelaskan dengan akal sehat akan jatuh kepada penyembahan berhala.

    Nah dari ketiga unsur di atas, Mbak Dian mungkin sudah melihat dan bahkan telah merasakannya. Dan mbak Dian sudah menemukannya dalam agama Islam.

    BalasHapus
  6. VERSI KEDUA

    1) Harus Diingat bahwa....Seseorang MELETAKKAN DASAR imannya/keyakinannya pada suatu agama bukan untuk KENYAMANAN/SENANG tetapi untuk BAHAGIA. Mengapa????
    Karena ketika seseorang beriman dan memeluk suatu agama untuk kepentiongan KENYAMANAN atau KESENANGAN, cepat atau lambat ia akan lari meninggalkan agama tersebut, karena dia tidak akan pernah mendapatkan apa yang dia harapkan.

    Logikanya: NYAMAN/SENANG tidak sama dengan BAHAGIA
    NYAMAN/SENANG belum tentu BAHAGIA
    NYAMAN/SENANG itu lebih terarah pada sesuatu yang kasat mata atau sesuatu yang empiris/fisik sedangkan BAHAGIA lebih terarat kepada sesuatu yang meta-empiris/meta-fisik ia melampaui yang empiris/fisik.
    NYAMAN/SENANG berarti tidak ingin MENDERITA.
    Semua orang tidak ingin MENDERITA.
    NAHHH, bagaimana dengan orang yang menderita tetapi MERASA BAHAGIA???

    2) Menjadi seorang KATOLIK atau KRISTEN pada umumnya, berarti tidak takut dengan yang namanya MENDERITA, karena orang yang menderita belum tentu dia tidak BAHAGIA.
    nahhhh, bagaimana dengan orang yang takut menderita??? Orang yang takut menderita berarti dia belum siap dan mungkin dia tidak akan pernah siap untuk menjadi KATOLIK atau KRISTEN karena orang katolik/kristen akan MENDERITA.

    sekarang, penderitaan itu bisa dimaknai dan menjadi inspirasi untuk meraih kebahagiaan atau tidak???
    KALAU TIDAK,,,,,janganlah menjadi seorang KATOLIK/KRISTEN atau jangan pernah bermimpi
    untuk menjadi seorang KATOLIK/KRISTEN.
    KALAU BISA,,,,,, berarti anda sudah siap untuk menjadi KATOLIK/KRISTEN



    THANKS,.

    BalasHapus
  7. hanya yesus lah pelindungku....

    BalasHapus
  8. mobil datsun bandung24 Mei 2015 pukul 21.31

    ohhh ternyata dulunya dian itu kristen..
    kalo keluarganya masuk islam juga ga gan?
    terimakasih ;)

    BalasHapus
  9. maksud lu!apa, zulkarnain gak jelas

    BalasHapus
  10. Nyaman, bahagia, senang yang hakiki adalah karena di cintai oleh sang kholik yaitu Alloh S.W.T
    yakinlah bahwa manusia ketika sudah dekat dengan Alloh maka tidak akan merasa menderita.Jadi berarti kebahagian yang dicari mbak Dian adalah kecintaan kepada Alloh S.W.T.Selamat Mbak Dian atas Hidayah yang Alloh berikan.

    BalasHapus
  11. Mengapa kamu menyembah sesama manusia? Siapa ayah ibu yesus? Siapa yang menciptakan yesus?mengapa tuhan bisa mati?#maaf saya cuma sekedar bertanya

    BalasHapus
  12. Baru tahap belajar, menurut pendapat saya ilmu filsafat merupakan ilmu untuk membuktikan keberadaan Tuhan dan dalam Islam ada filsafat Kalam dan Irfan, Filsafat Kalam banyak berbicara mengenai argumen sebab akibat, keberaturan alam, ilmu asal usul dan lain-lain sedangkan filsafat irfan merupakan filsafat yang paling tertinggi karena argumentasi penjabarannya sangat sederhana dan mudah sekali dengan mengotak ngatik kata ada seperti dalam bahasa arab kata wujud yang dalam bahasa Indonesia artinya ada dengan contoh seperti ini: ada sama dengan ada, ada bukan tiada, ada selamanya ada, ada tidak mungkin tiada dan tiada sampai kapanpun pasti tiada serta tidak mungkin ada bertemu dengan tiada. Ada itulah yang secara substansi adalah Allah SWT maka argumentasi yang mengatakan La Wujud illalloh (tidak ada keberadaan kecuali Allah SWT). Jadi si Ada itu yaitu Allah SWT dan kalau boleh meminjam bahasa, keberadaan Allah SWT memanjang yaitu mulai dari Allah SWT sampai hamparan alam semesta termasuk manusia, hewan, bumi dengan segala isinya merupakan hamparan wujud keberadaan Allah SWT karena yang ada hanyalah si Ada itu yang menurut agama Islam disebut Allah SWT.
    Allahu Akbar.

    BalasHapus
  13. Bohong bgt nih yg bikin artikel ini mana ada disn sastro syuting film Putri gunung lendeng berperan sebagain penjual obat... tolong jangan suka menghasut

    BalasHapus
  14. Googling aja, ada kok Putri Gunung Ledang. Film Malaysia

    BalasHapus
  15. betul zulkarnain nga jelas komentnnya..komen bukan,saran bukan,puisi bukan,wkakakaka ora jelas blas

    BalasHapus
  16. Subhaanallooh...
    Dian Sastro memang cantik luar dalam

    Dian Sastro for President!

    BalasHapus

Posting Komentar