"Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh manusia sebelum mereka (penghuni- penghuni surga yang menjadi suami para bidadari), dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Seakan-akan bidadari itu permata yaqut dan marjan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Tidak ada balasan kebaikan, kecuali kebaikan pula." (QS. Ar-Rahman [55]: 56-60).
"Di dalam surga terdapat istri-istri yang suci, mata-mata yang ramah, dengan cahaya yang memancar dari mereka. Mereka berhias dengan hiasan karamah, kesturi, kerlingan mata mereka penuh dengan celak, anggota tubuh mereka tunduk, lehernya dikalungi dengan mutiara dan permata, mereka memanggil dengan suara-suara manja yang mengenakkan telinga, "Kami abadi dan tak pernah mati, kami ramah dan tak pernah masam, kami bermukim di sini dan tak pernah berpindah, kami selalu rela dan tak pernah membenci. Kami adalah bidadari-bidadari cantik, istri-istri bagi kaum yang mulia. Kami selalu perawan bagi hamba-hamba yang beriman.
Beruntunglah orang yang menjadi suami bagi kami dan kami menjadi istrinya." (Dikutip dari Ibnu al-Jauzi).
"Sesungguhnya bidadari berkata kepada suaminya (di surga), ’Demi kemuliaan Tuhan-ku, aku tidak pernah melihat di dalam surga, sesuatu yang lebih indah darimu. Maka segala puji bagi Allah, yang telah menjadikan aku sebagai istrimu, dan menjadikan engkau sebagai suamiku Dan bidadari- bidadari surga itu sebersih permata yaqut, dan seputih marjan." (Hadits diriwayatkan dari Abu Dzar al-Ghiffari).
Keterangan-keterangan dari Al-Qur’an dan Hadits menjelaskan tentang sifat-sifat bidadari surga, yang semuanya menggambarkan keindahan dan kecantikan, yang tiada bandingannya, yang mata manusia tidak pernah melihatnya, telinga tidak pernah mendengarnya, dan tidak pernah membayangkannya.
Pelajaran Apa Yang Dapat Diambil
Dengan dijanjikannya nikmat-nikmat surga yang tiada tara semoga akan meningkatkan ketaqwaan kita sehingga dapat meraih surga tersebut dan tidak terlena dengan kenikmatan dan kesenangan dunia yang hanya sesaat.
Tidak perlu menghalalkan segala cara untuk meraih kesenangan duniawi, karena masih ada kenikmatan yang abadi yaitu kenikmatan surgawi yang kekal dan abadi
Komentar
Posting Komentar