Inilah Hukum Berjualan Makanan di Bulan Ramadhan dan Tanya Jawabnya (Lengkap)

Bagaimanakah hukum berjualan makanan di siang hari bulan ramadhan ketika orang muslim sedang berpuasa ?
Hukum menjual makanan di siang hari (Warung Makan (termasuk di mall), tenda makan, gerobak makan, dan bukan Minimarket)

hukum jualan makanan di bulan puasa

ARTIKEL TELAH KAMI UPDATE, ARITKEL YANG SAYA CORET ADALAH ARTIKEL LAMA

JAWABAN :


Hukumnya adalah dosa, (bukan berarti saya memvonis dosa , akan tetapi lebih kepada mengingatkan, daripada terjerumus kedosa maka ambil posisi aman, posisi hukum makruh dan mubah bukan posisi aman.
Dengan mereka berjualan di siang hari maka akan membantu orang berniat membatalkan puasa. Hal ini sesuai dengan pengalaman saya sendiri, ada beberapa teman saya yang membatalkan puasa gara-gara melihat sopir-sopir asik makan di warung. (gara-gara inilah berjualan di siang hari bisa mengacu ke mudharat (Dosa), dan kalau menurut saya juga bukan dosa kecil lagi, namun para penjual ini secara tidak langsung telah MEMBUAT BEBERAPA orang menjadi tidak berpuasa, bahkan bisa membuat orang tersebut ketagihan tidak berpuasa, karena ada yang memfasilitasi, siapa? yaitu yang jualan makanan di siang hari)
BAYANGKAN kalau tidak ada penjual makanan di siang hari, insyaAllah orang akan berpikir mending puasa, gak puasa juga gak ada orang yang jualan, apa yang dimakan(penjual akan MENDAPAT BEBERAPA pahala, karena secara tidak langsung ikut membuat seseorang berpuasa).
Apakah ada apa manfaat dari berjualan di siang hari ketika orang sedang puasa ? Saya yakin jawabannya adalah masalah uang dan menurut saya tidak ada nilai pahala kalau jualan siang hari. dan akhirnya terkuak bahwa semua dalangnya hanya satu yaitu masalah uang (takut fakir) dan memang benar ternyata takut fakir bisa menjerumuskan kepada kemungkaran (Perbuatan dosa).

Masak sih cuma pindah jam jualan saja dianggap memberatkan, PADAHAL tidak sampai 24 jam dan HANYA sebulan, BUKAN setahun.
dan kalau SAYA BALIK, Yang memberatkan itu jika dilarang jualan selama 24 jam, selama 11 bulan.

Catatan : Hukum  diatas tidak memaksa dan bukan bermaksud  untuk memaksa seseorang (karena ini menurut saya pribadi (Opini), bukan fatwa ataupun perda), Dilaksanakan Alhamdulillah, Tidak Dilaksanakan Juga Tidak Masalah

Kata Bang Napi : "Kejahatan bukan terjadi karena ada niat pelakunya tapi juga karena ada kesempatan, Waspadalah...waspadalah"
Kata Saya : Membatalkan Puasa/Tidak Berpuasa bukan terjadi karena ada niat pelakunya tapi juga karena ada kesempatan (Membuka warung di siang hari telah memberikan kesempatan untuk membatalkan puasa atau bahkan tidak ada niat berpuasa sama sekali) Waspadalah...waspadalah

Wallahu 'Alamu Bissowwab

simak perdebatan kami dengan seorang penjual yang bandel untuk tetap berjualan di bulan puasa.

Tanya Jawab Seputar Hukum Jualan Makanan di Bulan Ramadhan!



  1. Saya menjual nasi kan saya khususkan untuk sopir-sopir truk yang bisa dianggap orang yang melakukan perjalanan jauh yang merupakan orang islam ?
    Jawaban : Itu hanyalah alasan anda, karena seorang musafir yang imannya kuat, ia tidak akan begitu saja membatalkan puasanya, Toh kalau memang dia benar-benar niat membatalkan puasa, seorang muslim yang baik tentunya akan menyiapkan bekal sebelum perjalanan,dan dia tidak akan membeli makanan di jalan karena malu sama Allah SWT.
    Jadi tidak ada alasan untuk membenarkan anda menjual makanan hanya untuk para sopir truk, justru jika anda tidak menjual makanan maka akan membangkitkan niat para sopir untuk puasa karena mereka yakin tidak ada yang menjual makanan dijalanan.

  2. Saya menjual makanan kan saya khususkan untuk orang sakit ?
    Jawaban : Apakah anda selalu menanyakan kepada setiap pembeli apakah dia sedang sakit? tentu tidak bukan. karena itu hanya alasan anda saja.
    Andaipun ada seorang muslim yang sakit, kalau memang dia adalah seorang muslim yang beriman tentu dia akan malu membeli makanan di tempat umum, dan dia lebih baik memasaksendiri daripada membeli.

  3. Saya kan menjual makanan hanya untuk orang yang bukan muslim ?
    Jawaban : Dilarang menjual makanan kepada orang kafir (Non Muslim) disiang hari pada bulan romadhon, meskipun ia tidak puasa, sebab menurut pendapat yang rojih ( unggul ) orang kafir juga dikhitobi ( diharuskan ) menjalankan hukum-hukum islam.
    Orang kafir itu mukhatabuna bi furu’i syariah. syariat-syariat ini tetap diarahkan kepada mereka, mereka tidak boleh melanggar. meskipun kita tidak diperkenankan melarang orang kafir untuk makan dan minum disiang hari pada bulan romadhon.

  4. Kan saya jualan warung saya tutupi dengan kain/kelambu/kordeng jadi saya kan menghormati orang yang berpuasa?
    Jawaban: Anda sudah niat berjualan makanan itu sudah dosa, jadi tidak ada alasan bagi anda untuk berjualan dengan tempat tertutup sekalipun!

  5. Jika menjual makanan di siang hari bulan Ramadhan diharamkan, lalu bagaimana solusi bagi orang yang profesinya menjual makanan di siang hari?
    Jawaban : Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan. Di antaranya, mengganti barang dagangan, misalnya menjual makanan mentah atau komoditas lain, memindah waktu berjualan, misalnya menjelang maghrib atau malam hari, atau jauh-jauh hari sudah menyiapkan tabungan yang dapat dipakai selama bulan Ramadhan, sehingga ia tidak perlu berjualan makanan ketika orang muslim sedang berpuasa pada bulan Ramadhan.


FATWA ULAMA : Diharamkan menjual makanan kepada orang yang diwajibkan menjalankan puasa jika ia tahu atau menyangka  bahwa makanan tersebut akan dikonsumsi pada siang hari karena hal ini dianggap membantu kemaksiatan. Adapun jika ia tidak tahu apakah makanan tersebut akan dikonsumsi pada siang hari atau tidak, maka hukumnya makruh dan lebih baik untuk tidak menjual makanan kepada orang tersebut.Karena itulah beberapa ulama' mengeluarkan fatwa untuk menutup tempat-tempat penjualan makanan dan minuman selama bulan puasa.
Menyediakan makanan bagi yang tidak memiliki udzur adalah dosa dan termasuk saling membantu dalam dosa dan kemungkaran.

Tidak diperbolehkan menjual kepada kaum muslimin di saat mereka berpuasa karena khawatir itu akn membantu mereka untuk melakukan perbuatan kemaksiatan membatalkan puasa sementara mereka bukan orang-orang yang memiliki udzur. Dan tidak diperbolehkan dijual kepada orang kafir. Mungkin alasannya ini untuk orang nashara saja, tidak diperbolehkan. Mereka tidak diperbolehkan melanggar, namun karena mereka kafir segala amalannya tidak sah sama sekali.

Dan bagi mereka yang tidak ada udzur namun tidak puasa, maka renungkanlah hadits Rasulullah ini, "Puasa satu hari di bulan Ramadhan tidak dapat ditandingi dengan puasa satu tahun yang bukan di bulan Ramadhan". Serta hadits qudsy, “Puasa adalah untuk-Ku (Allah) dan Aku (Allah) yang akan memberi pahala”. (Shahih Bukhari, VII, 27)
Kesimpulan : Jika anda memang benar-benar muslim sejati yang beriman, tentunya anda pasti memilih untuk banyak disibukkan dengan memperbanyak amal ibadah di bulan ramadhan, dan bukan disibukkan dengan masak-masak untuk berjualan ketika orang sedang berpuasa.
Ingat : Ramadhan setahun sekali manfaatkanlah sebaik mungkin, siapa tahu tahun depan anda tidak akan bertemu lagi dengan bulan ramadhan yang penuh berkah,rahmat dan ampunan serta terdapat kenangan mendalam di setiap ramadhan

WALLAHU 'ALAMU BISSHOWWAB

Komentar

  1. saya minta maaf sebelum nya apakah arti dari Qira'ah ??? pak ustat sya pgen tau mkasih wasallam

    BalasHapus
  2. saya jga pgen tau pak ustad apa arti dari ilmu "TAUHID".sekian dan terimakasih pak ustad "WASALLAM#

    BalasHapus
  3. pendidikan islam27 Juli 2015 pukul 02.59

    qiroah dalam bahasa arab artinya membaca, sedangkan menurut orang indonesia qiroah itu melagukan bacaan alquran

    BalasHapus
  4. pendidikan islam27 Juli 2015 pukul 03.09

    tauhid berasal dari kata ahad atau wahid yang artinya satu, jadi tauhid yaitu mengesakan Allah swt atau mengenalkan Allah swt, bahwa Allah swt adalah satu-satunya tuhan di alam semesta ini

    BalasHapus
  5. maaf sebelumnya. saya pikir artikel ini benar2 membahas tuntas soal ini, tapi saya kecewa karena saya tidak melihat adanya dalil2/tulisan arab yang melarang berjualan di bulan romadhan, hanya sekedar tanya jawab saja :(
    artikel ini kurang menjawab keingintahuan saya

    BalasHapus
  6. Perlu diketahui, sumber hukum agama islam tidak hanya alquran dan hadist (tulisan arab2) akan tetapi ada yang dinamakan ijtihad, (sumber hukum yang apabila tidak ada dalam quran dan hadist,dan nabi membolehkan menggunakan akalnya untuk menentukan suatu hukum).

    BalasHapus
  7. ibadah tok gak carik uang ga dapat uang lah, ga mungkin uang turun dr langit.kalo,kita.ga usaha. Masak masak juga ibadah, semua.tergantung niatnya USTAD!! kalo niat bekerja ya.halal aj, klo niatnya batalin puasanya orang ya lain lagilah.. zaman modern sekarang beda penafsirannya tentang zama jahiliyah nabi. Musafir ga harus puasa, siapa tahu si wanita lagi datang bulan.. bukannya ga ada kewajiban puasa bagi wanita haid?

    BalasHapus
  8. Ke nereka aja lo tadz, 1 yg gua tau jk iman seorang muslim emang manteb mereka tak akan trgoda makanan di siang hari.
    2 . Lo gak liat sisi lain pendapatan pedagang kelas bawah yg hanya mampu buat berdagang makanan kecil. Bhkan labanya aja cuman cukup buat makan sehari hari. Tdk ada yg bisa ditabung buat ganti daganga waktu romadhon.. Trus mereka mau makan apa? Kalo tidak dagang? Apa umat muslim lainnya mau ngasih makan mereka stiap hari? Mayoritas muslim dinegara kita aja buat amal jariah dimaSjid aja pelit kok, apalagi buat Sdekah kemereka, ? Hahaha .jangan pandang minoritas, tp pelajari dan pahami keadaan mayoritas bos..
    3. Alqur'an dan hadist memanglah panutan kita seBagai org muslim.. Tp bkan berarti membuat otak dan hati orang muslim jd tumpul.. Harusnya malah bisa bkin qt berfikiR n lapang dada.. Pahamilah makna hadis secara keseluruhan.. Jgan hanya nemu kata mengharamkan langsung lo ceramah haram.. Hahaha tai lo tadz, ngasi tulisan kek gitu. . Lo malah menyulitkan islam. Setau gue dr klas 3 sd sampai sarjana , pelajaran agama selalu bilang kalo islam itu mudah., ,

    BalasHapus
  9. Pak Ustadz .. bukankah puasa itu hakekatny adalah menahan godaan yg bisa membatalkan puasa hach Pak ? Nah klo semua godaan itu dihilangkan trus hakekat puasa ny itu apa ??

    BalasHapus
  10. If you did not study islam , please don't say about islam mas panji :)
    Apakah ibu bapak anda ngajarin bilang ke ustadz suruh ke neraka ? :)

    BalasHapus
  11. Barang di pasar mahal pak, anak masi terus sekolah yg bayar siapa klau gk jualan. Situu yg buat peraturan enak dapat gaji dapet THR. Nah yg datang ke warung emang org lg gak puasa. Mau lu tutup warung sluruh duniapun klo dia gak puasa ya gak puasa. Kok nyalahin yg jual. Yg jual mah ada yg beli di ladeni gk beli ya gak ada reseki. Bukannya yg ngatur rejeki Allah klau ada yg beli ya berarti itu reseki dari allah ini kan bukan maling atau ngerampok yg disengaja dengan kekerasan dan tdk halal. #sdahlahpusing

    BalasHapus
  12. Pendidikan Islam11 Juni 2016 pukul 07.42

    Rupanya anda berkomentar dengan emosi. lihat di bagian pertanyaan nomor 5, di situ terdapat solusi, bukan mutlak melarang jualan tapi hanya pindah jam saja.
    Di pernyataan Anda mengatakan rejeki sudah ada yang ngatur, terus kenapa takut! siapa tahu kalau anda berjualan di waktu menjelang maghrib malah tambah banyak rejekinya! carilah rejeki yang berkah, bukan hanya halal saja tapi harus berkah.
    Sekedar info saja, ada tetangga saya yang biasanya berjualan soto gerobakan di pagi hari yang laris manis, dan alhamdulillah ternyata ketika bulan ramadhan dia mampu dan berani untuk tidak jualan pagi hari, dia pindah jam tayang jualan setelah maghrib

    BalasHapus
  13. Pendidikan Islam11 Juni 2016 pukul 07.50

    Kan godaan tidak hanya lapar dan minum, masih banyak godaan setan yang lain, seperti menjaga pandangan mata dari maksiat, menjaga mulut dari berkata kotor, dan lain sebagainya. lagian yang kita perintahkan untuk tidak berjualan makanan lebih di khususkan ke muslim, jadi kalau orang muslim tidak jualan kan masih ada non muslim, nah anggaplah ini sebagai godaan puasa anda

    BalasHapus
  14. Pendidikan Islam11 Juni 2016 pukul 08.10

    kami tidak akan menjawab komentar yang penuh dengan emosi dan amarah, karena dikasih pencerahan apapun pasti akan menyangkalnya, karena hatinya sudah di kuasai saitan

    BalasHapus
  15. Pendidikan Islam11 Juni 2016 pukul 08.14

    Anda penuh emosi dan amarah, hingga mengabaikan solusi tanya jawab yang terdapat di nomor 5. (Tidak mutlak melarang jualan makanan, hanya pindah jam saja)

    BalasHapus
  16. Habibullah Al Faruq11 Juni 2016 pukul 14.50

    Nah ini keren, saya setuju, inilah toleransi, umat islam menghormati non muslim, non muslim menghormati umat islam.

    Saya setuju dengan kutipan di atas, jika orang beriman, pasti memiliki waktu untuk menambah amal ibadah, bukan untuk masak-masak, yang dipikirkan hanya dunia saja :) Padahal ya bisa jualan saat akan buka puasa, dan malam hari. Hidup ini indah, tidak ada hidup yang dipersulit, semua ada jalannya masing-masing :) Saya setuju dengan artikel ini!!

    BalasHapus
  17. pak ustad ada hadist yg melarang untuk berjualan makanan di siang hari ? jika tidak ada berarti halal kan pak ? ibadah bisa dilakukan dengan cara masing2, membantu orang yang tidak berpuasa jg bisa dinamakan ibadah, mungkin dirumah tidak bisa makan karena keluarga berpuasa bisa saja kan pak ?

    BalasHapus
  18. berjualan pada saat siang hari itu DOSA,terdapat dalam hadist apa/al.quran surah apa/as.sunah? mohon petunjuk

    BalasHapus
  19. Kok godaan setan sih Pk Ustad?ada yg bilang kalau dbulan puass semua setan dbelenggu

    BalasHapus
  20. Andi Malarangeng11 Juni 2016 pukul 21.49

    keblinger ente bro. kalo halal sudah pasti berkah, namanya juga halal. ckckck

    BalasHapus
  21. kalau memang beriman kenapa takut puasanya terancam begitu meliat makanan?
    dikampungku sendiri banyak pedangan yang benar" ga punya pekerjaan lain selain berdagang makanan, salah satunya mas Joko kawan saya, pemasukannya berdagang dimalam hari sangatlah rendah karena dia sendiri juga harus pergi Tarawih, dia dikritik macam" saat terpaksa berjualan dipagi hari juga, gimana coba? dia ga ada uang, mertuanya tinggal disebelah rumahnya juga pedagang makanan. sekarang dua" ga ada yang berjualan, uang dari mana? makanan dapat dari mana? nanti begitu mereka mati dikatakan berkah mati dibulan ramadhan gitu?

    tunjukan Hadistz Sahih yang benar" terbukti keasliannya
    atau Dasar Qur'an
    jangan hanya mengikuti apa yang dikatakan ulama" dan nenek moyang...
    ini yang salah di Indonesia...

    BalasHapus
  22. Mantap pak ustadz, lanjutkan.
    Sy miris baca komen2 yg hanya dibarengi dg hawa nafsu syaiton dan Penuh dg pengingkaran hukum Alloh SWT.

    BalasHapus
  23. Setuju dg Pa Ustadz, ttp semangat.
    Jangan menyerah terhadap komen2 yg hanya akan menyesatkan.

    BalasHapus
  24. Kasih Dalilnya dong, jangan Cuman Ngomong Dosa saja tapi tidak diberi dasar Hukum yang kuat, sebutkan di Al qur'an surah dan ayat berapa, atau Hadist Sahih nya..
    Fatwa Ulama? Ulama Mana yang mengeluarkan fatwa itu, dan dasar fatwa itu apa ??

    BalasHapus
  25. ada hadist nya kah bahwa niat untuk mencari rejeki di bulan puasa itu dosa

    rejeki memang sudah ALLAH SWT yang atur tapi ... akankah rejeki itu datang kalau kita hanya berdiam diri???
    berjualan di malam hari tidak seberapa omsetnya ustad!! sedangkan pengeluaran di bulan puasa itu sangat besar, apa masih di katakan dosa bila berjualan di siang hari untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga ,
    bukannya dikatakan orang itu menzolimi keluarga nya karna tidak berusaha untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga??

    mohon jawabannya karna saya penjual nasi warteg yang omsetnya tidak seberapa!!!!

    BalasHapus
  26. Sabar ustadz. Inilah pahala dakwah. Nabi saja banyak yang nentang. Untung untung tidak sampai dilempari berdarah darah spt Rosul. Memang kebenaran sering berbanding jauh dr keinginan manusia. Ustadz sudah di jalan hak.
    kasih postingannya.

    BalasHapus
  27. Dalil tdk harus ke satu tujuan (satu tujuan saja) tp dengan dalil "tdk puasa bagi org balig itu adalah dosa"
    Itu pun sudah penuh mewakili..
    Kita sudah dewasa.. apakah harus beroikir ulan tentang yg dibahas diatas..
    Dr tarikan fatwa pun kita harusnya sudah paham kawan..

    BalasHapus
  28. MUI dan NU yg dilaksanakan pd pemerintah untuk menghimbau masyarakat dan umat muslim disaat ramadhan..

    Tujuannya buat kita2 juga kawan...
    Melindungi yg merasa unat islam dari kemungkaran

    BalasHapus
  29. Pendidikan Islam12 Juni 2016 pukul 22.51

    Anda tidak dzalim lha wong anda sudah berusaha (jualan di malam hari), masalah omset kecil (hasil) bukan kita yang menentukan, tapi Allah Swt.
    kalau anda memperhitungkan untung kecilnya omset, maka penjahatpun punya pemikiran seperti anda, "daripada saya jualan untungnya kecil gak kaya-kaya, mending saya mencuri lebih dapet banyaknya" atau mungkin berpemikiran seperti pengemis "daripada saya jualan dipinggir jalan, dapet penghasilan kecil, mending ngemis dapat hasil banyak"
    Segala sesuatu jangan di lihat dari untung ruginya (besar kecilnya keuntungan) tapi lihatlah dari caranya.

    BalasHapus
  30. Pendidikan Islam12 Juni 2016 pukul 23.02

    Mendapat uang dari ngemis, uangnya halal tapi saya rasa uangnya kurang berkah, jadi halal belum tentu berkah, halal tapi tidak patut dibanggakan

    BalasHapus
  31. Pendidikan Islam12 Juni 2016 pukul 23.05

    memang benar, setan telah dibelenggu di bulan ramadhan, namun karena sifat-sifat setan tersebut sudah tertanam dalam diri kita dan itulah yang saya maksud dengan godaan setan

    BalasHapus
  32. Quran surah Al Maidah ayat 2.... jangan tolong menolong dalam dosa dan maksiat. Tidak berpuasa di bulan Romadhon tanpa uzur adalah dosa dan maksiat. Membuka warung di bulan puasa adalah memberi kemudahan( menolong) orang yg bermaksiat atau melakukan dosa.

    BalasHapus
  33. Subhannalah. Kalo yang protes berarti iman.a yang kurang, kalo niat baik Allah pasti akan ngasih solusi buat usaha yang lain. Saya ada tetanga di saat bulan biasa dia jual makan.a setelah masuk ramadhan dia jual baju koko , al quran, kain sarung, dan subhanallah hasila.a 3 kali lipat.

    BalasHapus
  34. Allah berfirman,

    وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

    “Janganlah kalian tolong menolong dalam dosa dan maksiat.” (QS. al-Maidah: 2).

    BalasHapus
  35. Allah berfirman,

    وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

    “Janganlah kalian tolong menolong dalam dosa dan maksiat.” (QS. al-Maidah: 2).

    BalasHapus
  36. Iya, saya rasa perlu adanya dalil/dasar untuk aturan ini, karena utamanya kita berpegang pada Al-Quran dan hadiths. Kalau tidak ada di kedua sumber tersebut, nah... perlu dipertanyakan. Bukan apa-apa, karena jaman sekarang banyak sekali orang yang mengaku berilmu tapi ternyata memberikan ilmu yang salah. Jadi menurut saya dalil itu tetap penting. Jadi mohon pengertiannya, Ustadz.

    BalasHapus
  37. Namanya aja panji,peranakan jin hohohoho

    BalasHapus
  38. Kayaknya ente yang keblinger,g cerdas coment lo foy uhuuuui

    BalasHapus
  39. Pak ustad jangan melampaui agama...dalil pak ustad lemah....nabi tidak pernah melarang orang berjualan makanan saat bulan romadhon...mungkin pak ustad berguru pada orang yang salah...jangan2 berguru pada isis wahabi ya...
    Pak ustad klo ga kuat puasa ya udah ga usah puasa, ga perlu nyuruh2 org lain buat tutup warung saat bulan romadhon...
    Pak ustad lebih baik ke negara konflik timur tengah aja cocok..,
    Berikan saya dalil yang kuat beserta sumber quran dan hadist
    Islam tidak sekeji apa yg pak ustad tuduhkan
    Naudzubillahimindzalik pak ustad secara tdak lgsg menyamakan islam dengan yahudi...yahudi adalah agama yg melebih2kan ajarannya yg tdak ssuai tuntunan nabi mereka serta tidak memberi kedamaian...
    Sadarlah pak ustad..

    BalasHapus
  40. maaf pak pendidik,, mau bertanya,,, bagaimana hukumnya iklan di tv yg setiap saat selalu berjualan makanan?? kalau haram kenapa kok masih di perbolehkan meneruskan iklannya,, assalamu'alaikum,,,

    BalasHapus
  41. Pendapat klo gk pake dasar yg kuat itu pendapatnya sendiri jng diikuti org yg macam begitu ,,, gitu aja kok repot.

    BalasHapus
  42. Pak ustad yang budiman,
    Menanggapi artikel bapak mengenai pengharaman warung makanan, saya ingin bertanya, ayat pengharaman tersebut dari ayat Al-Qur'an dan hadits yang mana ya? Karena yang saya tahu, di Al-Baqarah sendiri sudah tertulis kondisi dimana seorang muslim tidak diwajibkan berpuasa
    Saya wanita, dan tentunya dalam sebulan saya pasti tidak berpuasa, dan saya merasa sangat terbantu dengan adanya warung di bulan Ramadhan tersebut
    Terima kasih, harap Pak Ustad bisa memberikan komentarnya

    BalasHapus
  43. Begini pak uztad.. saya mau lebih dalam lagi membahas larangan jualan disiang hari di bulan puasa salah atau tidak. Apakah Alquran secara gamblang atau setidaknya menyinggung kalau berjualan disiang hari saat bulan puasa SALAH. terima kasih

    BalasHapus
  44. Maaf pak saya kan punya anggota2 yg pd kerja tp mereka pd gak berpuasa trs saya memasak buat makan siang mereka karena pernah aku diem ja gak ngapain2 mereka pd masuk rumah dan bertanya ada makanan gak gt aku kan gak enak jawabny akhirny aku buatin sarimi?apa hukumny apa saya berdosa.saya tunggu jawabany.mksh

    BalasHapus
  45. Sebaiknya yg mau bertanya, baca2 dahulu komen2/pertanyaan2 sblmnya yg mungkin sama dgn pertanyaan anda, dan sdh terjawab juga.

    BalasHapus
  46. Pendidikan Islam14 Juni 2016 pukul 09.24

    tidak ada

    BalasHapus
  47. Pendidikan Islam14 Juni 2016 pukul 09.37

    anggota2 tersebut apakah dia muslim atau non muslim? kalau non muslim silhakn anda maasakkan mereka tidak apa. tapi kalau yang tidak puasa itu muslim mending tidak usa dimasakkan, karena berarti anda telah tolong menolong dalam hal yang tidak baik, kalau perlu anda ajak berpuasa dengan di iming-imingi akan anda sajikan makanan yang enak ketika waktunya berbuka. dengan anda mengajak berpuasa maka anda akan mendapat pahala dobel karena berhasil mengajak orang lain berpuasa.
    Satu lagi, anda lebih gak enak sama anggota anda atau gak enak sama Allah!

    BalasHapus
  48. Pendidikan Islam14 Juni 2016 pukul 09.40

    iklan yang mana maksudnya? iklan kan hanya sebuah rekaman video saja

    BalasHapus
  49. Mas Darko:
    Jika berkenan kita berdiskusi, ayat tersebut senyatanya melahirkan 2 hukum yang berbeda, Mas. Tidak serat-merta memvonis DOSA. Akan tetapi, berbeda hukumnya sesuai kondisi pembelinya.

    Ayat itu pula yang jadi landasan Fatwa Utama (sebagaimana dikutip di artikel di atas). Silakan dibaca ulang Fatwa Ulama di atas. Merupakan kecacatan ilmiah jika fakta hukum itu dimanipulasi, tidak disampaikan secara utuh dan lengkap.

    Terima kasih dan mohon maaf.

    BalasHapus
  50. Pendidikan Islam15 Juni 2016 pukul 03.19

    Wa'alaikum salam Warahmatullahi wabarakaatuh
    Sebelumnya kami ucapkan terima kasih banyak atas partisipasi, koreksi dan masukannya!
    Pertama : Anda sangat benar sekali bahwa kata 'dosa' adalah memang pernyataan dari saya sendiri. Kenapa saya menyebut Dosa, hal ini karena saya melihat disisi baiknya, dan semata-mata demi KEBAIKAN DIRI MEREKA SENDIRI, karena dengan mereka berjualan di siang hari maka akan membantu orang berniat membatalkan puasa. Hal ini sesuai dengan pengalaman saya sendiri, ada beberapa teman saya yang membatalkan puasa gara-gara melihat sopir-sopir asik makan di warung. (gara-gara inilah berjualan di siang hari saya hukumi dosa, dan kalau menurut saya juga bukan dosa kecil lagi, namun para penjual ini secara tidak langsung telah MEMBUAT BEBERAPA orang menjadi tidak berpuasa, bahkan bisa membuat orang tersebut ketagihan tidak berpuasa, karena ada yang memfasilitasi, siapa? yaitu yang jualan makanan di siang hari)
    BAYANGKAN kalau tidak ada penjual makanan di siang hari, insyaAllah orang akan berpikir mending puasa, gak puasa juga gak ada orang yang jualan, apa yang dimakan(penjual akan MENDAPAT BEBERAPA pahala, karena secara tidak langsung ikut membuat seseorang berpuasa).
    WALLAHU'ALAMU BISSHOWWAB

    Kedua: Anda juga benar 'kuat lemahnya iman' memang pernyataan dari saya sendiri, ANGGAPLAH DALAM HAL INI SAYA YANG SALAH.
    Karena menurut pandangan saya, seorang muslim yang imannya kuat (malu sama allah tiap ada keringanan selalu dipakai) akan LEBIH MEMILIH TETAP berpuasa (walaupun ada rukhsah) karena apa ? ini puasa setahun sekali (jika dirukhsah maka akan menimbulkan punya hutang), beda dengan rukhsah sholat seperti jamak dan qoshor.

    Ketiga : Menurut saya Tidak bisa disamakan (kurang tepat) menyamakan antara jualan pedang atau pisau dengan jualan makanan di bulan ramadhan.
    Karena Menjual makanan siang hari bisa membuat orang JADI KEPINGIN membatalkan puasa/tidak puasa.
    Menjual Pisau bisa membuat orang JADI KEPINGIN membunuh (Apakah dengan menjual pisau bisa membuat orang JADI KEPINGIN untuk membunuh?)

    Keempat : (Terlepas dari ketidaksingkronan saya dengan fatwa), Saya menyimpulkan : saya ingin menanyakan apa manfaat dari berjualan di siang hari ketika orang sedang puasa ? Saya yakin jawabannya adalah masalah uang dan menurut saya tidak ada nilai pahala kalau jualan siang hari. dan akhirnya terkuak bahwa semua dalangnya hanya satu yaitu masalah uang (takut fakir) dan memang benar ternyata takut fakir bisa menjerumuskan kepada kemungkaran (Perbuatan dosa).

    Masak sih cuma pindah jam jualan saja dianggap memberatkan, PADAHAL tidak sampai 24 jam dan HANYA sebulan, BUKAN setahun.
    dan kalau SAYA BALIK, Yang memberatkan itu jika dilarang jualan selama 24 jam, selama 11 bulan.

    SEKEDAR INFO, MAAF JIKA SALAH : Kalau orang muslim di bali saja bisa nyepi (tidak beraktifitas) selama 24 jam untuk menghormati orang hindu, masak untuk umat islam (menghormati agamnya sendiri) saja tidak bisa.

    WALLAHU 'ALAMU BISSOWWWAB, YA ALLAH AMPUNILAH AKU ATAS KESALAHANKU DAN TUNJUKKAN AKU JALAN YANG LURUS DI SETIAP TULISANKU AGAR TIDAK MENYESATKAN SEORANG..AMIN....

    BalasHapus
  51. Mohon maaf, yang coment miring hanyalah orang yang takut hidup. Hanya mementingkan perut.

    BalasHapus
  52. Intinya puasa untuk diri sendiri semata-mata karna ALLAH SWT... apa karena warteg kaga tutup pak ? bagaimana dengan surat ini " Dan wajib bagi orang yang berat untuk menjalankan ash-shaum maka membayar fidyah yaitu dengan cara memberi makan seorang miskin untuk setiap harinya. Barang siapa yang dengan kerelaan memberi makan lebih dari itu maka itulah yang lebih baik baginya dan jika kalian melakukan shaum maka hal itu lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahuinya" (Surat Al-Baqarah 184). kok pak ustadz bisa2 nya menghardik seseorang itu BERDOSA jika tidak puasa... siapa yg menentukan dosa ? pak ustads dah bener dakwahnya... penyampaiannya ? janganlah membuat orang merasa apa yg pak ustad tulis itu adalah benar/salah... seharusnya PENGETAHUAN LAH YG DIKEMUKAKAN... apa yg sudah menjadi ketentuan didalam AL-Quran, LARANGAN2 hanya akan menuai perdebatan... apa lagi larangan dan hardikan hanya menurut pak ustad... siapa bilang orang gak puasa itu dosa... dosa jika seseorang itu tidak menjalankan ketentuan dalam berpuasa... dengan kata lain kita bisa membayarnya dengan cara lain... apa itu dosa ? siapa yg memberi dosa ? siapa yg berhak menentukan dosa ? intinya perbanyaklah baca AL-Quran beserta ARTINYA... Saya juga masih belajar pak ustad... maap yak bukan menggurui... ini cm yg saya rasain ya saya tuangin...

    BalasHapus
  53. Beberapa kali sempat disinggung bawasannya umat Muslim di Bali jga menghormati nyepi disana, Sekarang di daerah yg mayoritas Muslim contohnya seperti di Jawa, gantian menuntut umat non-muslim untuk menghormati bulan ramadhan.... Bukankah begitu pak ustad?..

    Jika memang demikian apalah arti sebuah kehormatan... Keagungan.. Kesucian... Jika didasari oleh paksaan?

    Maaf jika ada salah kata atau tulisan saya telah menyinggung perasaan, saya murni hanya ingin bertanya, tiada maksud untuk memprovokasi atau menghina.. Wasalam

    BalasHapus
  54. Aduh, Ustad, maaf... ada kesalahan urutan poin. Setelah KETIGA, seharusnya keempat dan kelima, malah saya tulis KETIGA & KEENAM.
    Sebagai usaha untuk merevisinya, saya coba edit komentar saya. Ternyata tidak bisa. Mau saya klik kanan terus copy semua, lalu saya edit, kemudian saya taruh dalam kolom komentar baru, ternyata JUGA tidak bisa. Terpaksa ralatnya di kolom ini. Maaf, ya, Ustad.


    Maaf juga nih, Tad... mau tanya, kenapa website ini dibuat tidak bisa diklik kanan untuk kepentingan menyalin tulisannya (copy)? Apa tidak ada keinginan Ustad untuk menjadikan tulisan-tulisan Ustad sebagai amal jariyah, yang bisa dicopy-paste oleh siapa pun demi menyebarkan Islam?
    Atau jangan-jangan Ustad khawatir tulisan Ustad dijiplak orang lain?
    Demi syiar Islam, menurut saya tidak perlu mengkhawatirkan hal ini, Ustad. Toh tulisan Ustad kan juga banyak mengutip dari tulisan lain. Jadi, tidak ada salahnya jika para pembaca diberi ruang untuk mengutip sebagian atau sepenuhnya tulisan-tulisan Ustad yang insyaAllah bermanfaat. Dengan cara seperti ini, insyaAllah google adsense-nya juga akan semakin berkah Ustad. Sama berkahnya dengan mereka yang berjualan pada sore hari bulan Ramadhan. Sama sekali mereka tidak takut jatuh fakir secara ekonomi hanya karena mengubah jadwal berjualanannya. Ustad pun sebaiknya meniru mereka. tidak takut jatuh fakir hanya karena membebaskan pembaca meng-copy sebagian atau keseluruhan tulisan-tulisan di website yang penuh berkah ini.

    BalasHapus
  55. Maaf, Ustad... beribu-ribu maaf saya haturkan untuk Ustad yg terhormat... Sekadar menasihati, sebagai sesama muslim, mohon setiap jawaban yang Ustad berikan benar-benar berdasar dalil atau setidaknya konsisten dari awal sampai akhir.
    Dalam hal ini, saya ajak Ustad untuk mencermati tanya-jawab imajiner yang Ustad buat di atas. Coba cermati tanya-jawab nomor 3, Ustad. Di situ Ustad mengatakan bahwa HARAM hukumnya menjual (melayani) makanan atau minuman kepada nonmuslim walaupun mereka tidak berpuasa. Tapi, dalam komentar di sini Ustad berkata BOLEH melayani kebutuhan makan atau minum nonmuslim. Tidak konsisten, kan, Ustad?

    Ustad menjawab: "Jika yang tidak puasa itu muslim, MENDING tidak usah dimasakkan..." Kenapa menggunakan kata MENDING, Ustad? Bukankah kata MENDING itu sama artinya dengan SEBAIKNYA?
    Padahal di paragraf awal artikel di atas, dengan GARANGnya dan PD-nya Ustad membuat hukum sendiri, yaitu HUKUM MENJUAL MAKANAN DAN MINUMAN DI SIANG HARI BULAN RAMADHAN ADALAH DOSA. Tanpa pengecualian, tanpa pembagian hukum lain lagi.

    Ustad lebih gak enak (gak tega) sama Mbak Ririn sebagai penanya atau gak enak sama Allah (karena telah mempermainkan hukum yang telah ditetapkan-Nya)!

    BalasHapus
  56. Pendidikan Islam15 Juni 2016 pukul 23.38

    bukan menuntut atau paksaan, cuma perumpamaan berupa nasihat saja, misal "kalau buat orang lain dia bisa menuruti tapi kenapa buat anak kandung sendiri tidak bisa"

    BalasHapus
  57. Pendidikan Islam15 Juni 2016 pukul 23.50

    Ayat secara jelas memang tidak ada, mengenai pernyataan anda "Al-Baqarah sendiri sudah tertulis kondisi dimana seorang muslim tidak diwajibkan berpuasa" itu bukanlah yang kita bahas, yang kita bahas adalah dampak dari seseorang berjualan di siang hari bisa membuat orang berniat membatalkan puasanya atau bahkan tidak ada niat untuk puasa.
    Kalau anda merasa terbantu itu memang perasaan masing-masing orang saja.

    BalasHapus
  58. Pendidikan Islam16 Juni 2016 pukul 00.06

    Jawab nya kasus 1: Kita nasihati anak kita, "Sabar" nanti akan diganti Allah berkali lipat jika kita sanggup sabar
    Jawabnya kasus 2 : Yang saya maksud di sini (Warung Makan) Bukan Minimarket.
    Kesimpulan : Kejahatan (Dosa) bukan hanya terjadi karena ada niat pelakunya, tapi juga karena ada kesempatan (Warung makan telah membuka kesempatan itu)

    BalasHapus
  59. Admin Pendidikan Islam yang tehormat.
    Tanggapan Kasus 1: Saya yang saat itu masih kecil, belum wajib berpuasa. Sudah mau berlatih puasa, itu sudah alhamdulillah lho, Kang... Rencana mau puasa sampai Ashar, ternyata benar-benar tidak kuat sehingga hanya cuma kuat sampai Zuhur. Dalam hukum fiqih, orang yang benar-benar tidak kuat berpuasa, boleh berbuka. Apalagi, saya yang saat itu belum berkewajiban puasa dan benar-benar sudah tidak kuat menahan lapar. Maka, sangat amat halal banget makan pada siang itu. Ingat, dalam artikel ini ADMIN berbicara tentang HUKUM lho, bukan tentang parenting. Jawaban "sabar" itu hanya layak untuk obrolan tentang PARENTING. Tapi, judul artikel ini adalah HUKUM BERJUALAN MAKANAN... Karena tema sentralnya adalah HUKUM, maka jawaban yang diberikan seharusnya juga ketetapan HUKUM.

    Tanggapan Kasus 2: Sudah saya tebak, pasti ADMIN akan berkelit "yang saya maksud di sini adalah warung makan". Heheh...

    Kang Admin yang saya hormati, saya bantu memahami tulisan antum ya... sepertinya antum tidak memahami apa yang antum tulis sendiri dalam artikel tersebut. Begini Kang Admin, surat al-Maidah ayat 2 dan Fatwa Ulama tersebut menghukumi TA'AWUN-nya, bukan buka warung-nya. Kang Admin paham TA'AWUN, kan?
    Berpijak dari TA'AWUN inilah kita bisa menghukumi BERDOSA atau HARAM kepada minimarket yang melakukan TA'AWUN kepada orang yang tidak berpuasa tanpa ada udzur. Jadi, hukum DOSA itu tidak khusus untuk warung makan, Kang Admin. Tapi, siapa saja yang melakukan TA'AWUN terhadap kemaksiatan. Termasuk minimarket, tuan rumah yang menyuguhkan minum kepada orang yang tidak berpuasa tanpa adzur, dll. Ini semua disebut TA'AWUN terhadap kemaksiatan. Dari sini pula, tidak serta-merta kita bisa menghukumi berDOSA kepada setiap warung makan yang buka pada siang hari,. Untuk menetapkan hukumnya, kita harus melihat adakah TA'AWUN 'ALAL ITSMI WAl-'UDWAN atau tidak. Jika ada, maka HARAM. Jika tidak ada, maka mungkin MAKRUH mungkin juga MUBAH. (sesuai Fatwa Ulama di atas)

    Kembali ke kasus masa kecil saya yang makan di warung tadi, hukum bagi si pemilik warung adalah TIDAK BERDOSA karena melayani saya sebagai pembeli.

    Ohya, Kang Admin, bagaimana dengan poin-poin lain yang saya ajukan, kenapa tidak ditanggapi?
    Maaf, saya tidak bermaksud berdebat atau ngeyel, lho. Saya hanya ingin membantu KANG ADMIN (sebagaimana Kang Admin juga ingin membatu para pemilik warung makan tersebut) agar selamat dari neraka. Kok bisa neraka? Iya, jika tidak ada yang mengingatkan Kang Admin, Kang Admin tentu akan terus berbicara tentang agama secara asal-asalan, tanpa didasari ilmu. Tanpa sumber yang kuat dari al-Qur'an, Hadits, maupun fatwa ulama.

    Kang Admin yang baik, saya sangat mendukung adanya ANJURAN kepada pemilik warung makan agar TUTUP selama siang Ramadhan. Saya mendukung ANJURAN itu. Tapi, jangan sampai dukungan kita pada ANJURAN itu berakibat mengubah hukum Allah atau membuat hukum sendiri yang tidak pernah dibuat oleh Kanjeng Nabi. Kesalahan artikel ini adalah mengubah hukum itu, atau membuat hukum baru sesuai selera (opini) Kang Admin sendiri. Inilah yang saya sesalkan.

    Saran saya, buatlah tulisan yang benar sesuai standar ahli ilmu, insyaAllah tulisan Kang Admin akan diridhai Allah. Insya Allah akan lebih diridhai lagi jika Ustad (kalau benar-benar Ustad lhoo..) menyebutkan identitas diri dalam website yang (bisa jadi) diberkahi Allah ini. Di kolom About, Kontak, dan Tim Penulis di website ini, ternyata tidak ada identitas siapa pun sebagai penanggung jawabnya. Dari situlah akhirnya saya simpulkan bahwa pengasuh website ini BUKAN USTAD. Bahkan, HOAX.

    Maaf lho, Kang Admin... saya sekadar tawashow bil-haqq kepada antum.
    Salam sayang untuk antum...

    BalasHapus
  60. https://youtu.be/JWVpb8abFwo

    BalasHapus
  61. Pendidikan Islam16 Juni 2016 pukul 20.00

    1. Sanggahan ustadz ternyata banyak yang tidak relevan, banyak pernyataaan ustadz yang tidak tanggapi, bukan berarti..., hal ini karena saya lebih berfokus pada orang yang berjualan, agar tidak keluar dari tema
    2. ALHAMDULILLAH,Ternyata tebakan atau prasangka ustadz SALAH, bukan bermaksud berkelit, memang dari hati yang paling dalam saya tujukan ke warung (warung makan, tenda makan, gerobak makan, termasuk warung makan yang ada di dalam mall) karena fakta di lapangan memang merekalah yang menyebabkan tidak berpuasa. mungkin ini karena saya kurang cermat dalam menulis.

    Karena kekurang hati-hatian serta kecermatan saya dalam menulis, hal ini membuat Ustadz ambigu! artikel telah saya update, semoga tidak ambigu lagi.
    Salam ikhuwah islamiyah dan terima kasih banyak atas masukan dan ilmunya

    BalasHapus
  62. Intine duit. Wong ko podo wedi ra due duit daripada ra due iman.

    BalasHapus
  63. jgn tanya pk pendidik.. nanti jwban nya ngaco..berdasarkn opini pribadi..gk ada dsar hukum nya

    BalasHapus
  64. kalau bener hukum jualan makanan di siang hari itu haram di arab tidak mungkin ada orang jual korma di siang hari, terus makanan itu bentuknya banyak ada roti, kue dan lain 2, minuman juga bisa membatalkan puasa kan, hukum islam itu bukan negoisasi kalau islam emang mengharamkan jualan makanan di siang hari ya sampai jam magrib baru boleh jualan dong, jangan bilang boleh jualan di atas jam 4 sore . itu kan masih jam puasa .
    andai gara2 melihat nasi dan lauk membuat iman seseorang jadi tidak kuat bukankah tiap rumah ada nasi dan lauk terus sisa saur di kasih kucing aja nanti kalau anaknya liat di kulkas ada lauk bisa batal juga.
    anjuran puasa itu ngurangi aktivitas kerja, atau jual beli . karena di hawatirkan tidak mampu berpuasa buakan menyuruh orang untuk males malesan.
    dan sbenarnya islam itu tidak mungkin menyusahkan umatnya terbukti jika anda sakit,atu dalam perjalanan jauh (musafir) dan tidak kuat berpuasa di hari itu, anda boleh membatalkan puasanya dan membayarnya di waktu lain.
    kalau menurut saya pegangan islam itu alqur'an dan hadist jika di keduanya tidak di sebutkan larangan itu ya masih ragu ,
    kalau yang ngomong ustad mah bisa bener sesuai syar'i bisa juga bener menurut pemikiran ustad doank'
    misal anda sebagai pegawai atau satpol pp lah di beri dua pilihan saat bulan puasa anda boleh ngurangi kerja atau libur tapi tidak dapat gaji, atau anda tetep kerja tapi dapat gajih kira2 anda pilih yang mana.
    itu pilihan yang sama dengan penjual nasi yaitu terus berjualan dapat uang buat makan,biaya anak sekolah ,sama bayar kontrakan tempat jualan.
    apa libur tidak dapat uang tapi tetep musti bayar kontrakan tempat untuk jualan.
    kalau menurutku pedagang nasi kususnya warteg di kota manapun di bulan puasa sangat tertutup dan tidak kelihatan makananya dari luar,itu sudah menghargai orang yang berpuasa. paling yang makan tentu orang yang tidak sedang perpuasa biasanya wanita,pekerja proyek,sales,dan yang non muslim karena di antara mereka yang puasanya banyak halangan.
    jadi kalu bisa di kaji ulang tentang hukum jualan makanan di siang hari itu.

    BalasHapus

Posting Komentar