Siapakah Musa ? Musa adalah seorang hafiz, hafiz adalah sebutan bagi seseorang yang hafal alquran, musa hafiz cilik ini hafal 30 juz, Bayangkan baru berusia 5 tahun, anak ini sudah hafal Al Quran. Bukan hafal Juz 30, melainkan 30 Juz! Masya Allah.

Sekilas, Musa seperti jamaknya bocah seusia dia. Polos, dan suka bermain. Tapi, kita akan takjub ketika ia sudah melafalkan bacaan Al- Qur'an. Ia akan membaca surah demi surah dalam Al-Qur'an dengan lancar, dan itu dilakukan tanpa membuka mushaf. Dari Surat Al Fatihah sampai An-Naas dia hafal.
Nama Musa tiba-tiba menjadi tenar. Setelah tampil diacara Hafiz Indonesia RCTI, namanya menjadi buah bibir kaum muslimin Indonesia. Tak henti-hentinya pujian dan sanjungan diberikan kepada bocah kecil berusia 5,5 tahun ini.
Wakil Menteri Agama Pof. DR. Nasaruddin Umar yang sempat menjadi juri pada acara Hafiz Indonesia mengatakan bahwa Musa adalah salah satu keajaiban.
“Ini keajaiban, Indonesia punya Musa. Dulu para ulama, seperti Imam Syafi’i, hafal Al quran saat berusia 7 tahun tapi Musa baru 5 tahun telah menghafalnya..subhanallah, luar biasa sekali,” kata Nasaruddin dalam acara Hafiz Indonesia beberapa pekan silam.
Dalam sebuah acara bertajuk “Hafiz Indonesia” yang dibawakan oleh Irfan Hakim sebagai host, dan sebagai juri antara lain Lulu Susanti, Syeikh Ali Jaber, dan Ustadz Amir Faishol Fath.
Pada salah satu episode di acara ini, menghadirkan 2 orang peserta, yaitu Adi dan Musa. Adi berusia 4 tahun, berasal dari Tangerang Selatan, dan sudah hafal 2 Juz. Adi bercita-cita ingin hafal 9 Juz. Sedangkan Musa berusia 5,5 tahun, berasal dari Bangka, dan telah hafal 29 Juz. Ketika disebutkan anak ini telah hafal 29 Juz, sebagian penonton seperti tidak percaya. Kata bapaknya, Musa memang hafal 29 Juz dan masuk 30 juz, kecuali surat An-Nahl dan surat Bani Israil.
Untuk membuktikannya, Musa lalu dites oleh Syeikh Ali. Irfan Hakim meminta Syeikh Ali membacakan ayat di manapun, surat berapapun, dan juz berapapun, lalu Musa yang akan meneruskannya. Kemudian Syeikh Ali membacakan sebuah ayat di surat Al-Baqarah. Lalu dilanjutkan dengan lancar oleh Musa. Salah seorang penonton pun menangis menyaksikannya. Syeikh Ali lalu membenarkan ayat yang dibacakan oleh Musa.
Irfan Hakim penasaran, lalu meminta Ustadz Amir Faishol Fath untuk turut mengujinya. Amir Faishol membacakan suatu ayat pada surat Ar-Rahman. Lalu Musa pun melanjutkan bacaan ayat tersebut dengan lancar. Setelah disaksikan, Amir Faishol membenarkan bacaan yang diucapkan Musa.
Ternyata Irfan Hakim masih penasaran lalu menawarkan penonton untuk menguji Musa. Salah seorang penonton lalu mengajukan diri untuk mengujinya. Pria ini membacakan salah satu ayat di surat Al-Baqarah, dan lagi-lagi Musa dapat meneruskannya dengan lancar.
Masih penasaran juga, Irfan Hakim pun menawarkan lagi kepada penonton untuk menguji Musa. Salah seorang wanita lalu membacakan salah suatu ayat pada surat Muhammad, dan lagi-lagi Musa-pun dapat melanjutkannya dengan lancar. Kali ini penonton mendengarkan dengan seksama bacaan Musa. Pada sesi ini Amir Faishol sebagai salah seorang juri terlihat menangis tidak dapat menahan air matanya.
Ketika ditanyakan komentarnya oleh Irfan Hakim, Amir Faishol semakin menangis, dan penonton pun turut menangis. “Subhanallah…”, ujar Amir Faishol yang juga pernah menjadi redaksi dakwatuna.com ini.
Amir Faishol pun beranjak dari kursi juri, suatu kejadian yang jarang terjadi pada lomba ini. Dia menuju Musa lalu mencium tangan dan keningnya, disaksikan oleh para penonton yang terharu.
“Ayah bunda semua, inilah sebuah nilai. Bahwa anak kecil sekalipun dia sangat terbatas kemampuannya, ketika dia menjadi mulia karena Al-Quran maka kita semua tunduk, karena Allah telah memuliakannya dengan Al-Quran. Bapak ibu tahu, ini uang, ini kertas (sambil menunjukkan selembar uang kertas, red). (Uang) ini tidak ada apa-apanya. Diinjak-injak, tetap dia berharga. Karena apa? Karena nilai. Sekalipun diinjak dia punya nilai. Dia menjadi berharga. Ini anak tidak punya kemampuan apa-apa. Tapi karena nilainya membawa Al-Quran, dia menjadi mulia. Allah memuliakannya.” ujar Amir Faishol terbata-bata.
“Saya tidak bisa mengatakan apa-apa. Tapi saya merasakan betapa Al-Quran adalah fitrah manusia. Satu-satunya kitab yang bisa dihafal. Sampai anak yang paling kecil pun, tidak bisa baca Al-Quran pun, bisa menghafal Al-Quran. Itulah fitrah manusia.” tambah Amir Faishol.
Syeikh Ali Jaber pun berkomentar, “Itu sudah membuktikan janji Allah SWT. ‘Kami telah memudahkan Al-Quran untuk dipelajari‘ (Al-Qamar: 17). Saya percaya dan yakin bukan orang tua saja yang bangga, bukan kita sebagai juri di sini bangga, tapi saya yakin 100% Allah juga bangga terhadap seorang hamba yang bisa berhasil menjadi ahlul Quran. Dan saya percaya dan yakin, seperti Musa ini masih banyak di negeri kita. Mudah-mudahan dengan wujudnya anak-anak seperti ini Allah berkahi negeri kita”.
Para penonton terharu menyaksikan sesi ini, Video sesi lomba tersebut diunggah ke Youtube dengan judul “Hafiz Indonesia 2014 – Musa 5,5 Tahun Dari Bangka Hafal 29 Juz – Membuat Semua Juri Menangis”, pada hari Ahad (29/6/2014) oleh pengguna YouTube bernama “Hafiz Indonesia 2014″.
Kabar yang beredar, Musa sangat suka mendengarkan dan menonton ceramah pengajian yang disampaikan oleh Ustadz Abdul Hakim bin Amir abdat, da’i Salafi terkenal asal Jakarta.
Prestasi Musa yang gilang gemilang membuatnya bertolak ke Jeddah, Arab Saudi. Musa diikutsertakan dalam lomba hafalan Alquran internasional bersaing dengan para hafidz dari seluruh dunia.
Musa bertarung dalam perlombaan yang dilaksanakan mulai 3-5 Ramadhan. Dalam acara yang digelar oleh Hai’ah ‘Alamiyah Litahfidzil Quran ini, Musa menjadi peserta termuda dari 25 peserta anak-anak dari seluruh dunia.

Membahagiakan sekali, Musa meraih nilai mumtaz (sempurna) pada acara perlombaan tersebut. Musa meraih peringkat ke 12 dari 25 peserta. Pemberi piagam penghargaan kepada Musa adalah Sekjen Rabitah Al Alam Al Islamiy, Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Muhsin At-Turky dan gubernur Makkah Al-Mukarramah Pangeran Musy'il bin Abdullah Alu Suud.
"Musa kalah dari sisi penilaian makhroj (lafal), karena masih cadel. Tapi dari segi hafalan, Musa paling banyak hafalannya," tutur paman Musa, Abu Unaisah.
Meski begitu, aksi Musa dalam ajang itu menarik perhatian warga Saudi. Beberapa di antara mereka bahkan meminta Musa dan keluarga tinggal di sana. Musa juga menerima hadiah dari masyarakat Saudi.

"Alhmdulillah dapat hadiah laptop Toshiba dari ikhwan Jeddah," tulis ayah Musa, Abu Musa, melalui akun Facebook.
Musa mengikuti lomba menghafal Alquran di Jeddah setelah mendapat undangan dari Syaikh Abdullah Ali Basfar, Ketua Umum Haiaah Alamiyyah untuk Tahfizil Quran di Arab Saudi. (Ism)
Hafiz cilik Indonesia, Musa, meraih prestasi istimewa dalam lomba menghafal Alquran tingkat nasional di Jeddah, Arab Saudi. Sebagai peserta paling muda, usianya belum genap enam tahun, bocah Bangka ini mampu meraih nilai istimewa dengan nilai 90,83.
Nilai itu memang tidak menempatkan Musa di puncak juara. Musa hanya menempati peringkat 12 dari 25 peserta dari berbagai negara. Namun, prestasi itu cukup istimewa mengingat usianya paling belia.
Setelah mengikuti lomba menghafal Alquran di Arab Saudi, Musa langsung diundang ke Malaysia untuk memberikan motivasi kepada muslim setempat.
Nama hafiz cilik Indonesia, Musa, tak hanya terkenal di Tanah Air. Bocah yang baru saja ikut lomba menghafal Alquran di Jeddah, Arab Saudi, itu ternyata juga kondang hingga ke Malaysia.
Setelah tiba di Indonesia, Kamis 10 Juli 2014, bocah berusia enam tahun itu langsung terbang ke Negeri Jiran. Musa beserta sang ayah diundang untuk memberikan motivasi kepada muslim Malaysia.
"Sebenarnya Kamis siang Musa sudah di Jakarta, tapi langsung dijemput lagi untuk ke Malaysia," tutur paman Musa, Abu Unaisah.
Di Malaysia, sebuah acara yang dibungkus dalam program Ramadan telah disiapkan untuk Musa. Pada Jumat 11 Juli 2014, penghafal Alquran asal Bangka itu akan tampil dalam acara "Meet & Greet bersama Adik Musa & Sheikh Ali Jaber".
Dua hari berikutnya, atau 14 Juli, Musa dijadwalkan menghadiri acara buka puasa bersama, pembacaan Alquran, dan salat tarawih, yang diadakan oleh muslim Malaysia.
Tak hanya Malaysia, Musa juga tengah menunggu undangan dari Singapura untuk acara serupa. "Itu pun masih menunggu undangan dari Singapura," tutur Abu Unaisah.
REf : dirangkum dan ditulis ulang dari berbagai sumber :dakwatuna.com, dream.co.id, dll
Sekilas, Musa seperti jamaknya bocah seusia dia. Polos, dan suka bermain. Tapi, kita akan takjub ketika ia sudah melafalkan bacaan Al- Qur'an. Ia akan membaca surah demi surah dalam Al-Qur'an dengan lancar, dan itu dilakukan tanpa membuka mushaf. Dari Surat Al Fatihah sampai An-Naas dia hafal.
Nama Musa tiba-tiba menjadi tenar. Setelah tampil diacara Hafiz Indonesia RCTI, namanya menjadi buah bibir kaum muslimin Indonesia. Tak henti-hentinya pujian dan sanjungan diberikan kepada bocah kecil berusia 5,5 tahun ini.
Wakil Menteri Agama Pof. DR. Nasaruddin Umar yang sempat menjadi juri pada acara Hafiz Indonesia mengatakan bahwa Musa adalah salah satu keajaiban.
“Ini keajaiban, Indonesia punya Musa. Dulu para ulama, seperti Imam Syafi’i, hafal Al quran saat berusia 7 tahun tapi Musa baru 5 tahun telah menghafalnya..subhanallah, luar biasa sekali,” kata Nasaruddin dalam acara Hafiz Indonesia beberapa pekan silam.
Usia Kurang Lebih 5 tahun Hafal 30 Juz Percaya atau Tidak?
Dalam sebuah acara bertajuk “Hafiz Indonesia” yang dibawakan oleh Irfan Hakim sebagai host, dan sebagai juri antara lain Lulu Susanti, Syeikh Ali Jaber, dan Ustadz Amir Faishol Fath.
Pada salah satu episode di acara ini, menghadirkan 2 orang peserta, yaitu Adi dan Musa. Adi berusia 4 tahun, berasal dari Tangerang Selatan, dan sudah hafal 2 Juz. Adi bercita-cita ingin hafal 9 Juz. Sedangkan Musa berusia 5,5 tahun, berasal dari Bangka, dan telah hafal 29 Juz. Ketika disebutkan anak ini telah hafal 29 Juz, sebagian penonton seperti tidak percaya. Kata bapaknya, Musa memang hafal 29 Juz dan masuk 30 juz, kecuali surat An-Nahl dan surat Bani Israil.
Untuk membuktikannya, Musa lalu dites oleh Syeikh Ali. Irfan Hakim meminta Syeikh Ali membacakan ayat di manapun, surat berapapun, dan juz berapapun, lalu Musa yang akan meneruskannya. Kemudian Syeikh Ali membacakan sebuah ayat di surat Al-Baqarah. Lalu dilanjutkan dengan lancar oleh Musa. Salah seorang penonton pun menangis menyaksikannya. Syeikh Ali lalu membenarkan ayat yang dibacakan oleh Musa.
Irfan Hakim penasaran, lalu meminta Ustadz Amir Faishol Fath untuk turut mengujinya. Amir Faishol membacakan suatu ayat pada surat Ar-Rahman. Lalu Musa pun melanjutkan bacaan ayat tersebut dengan lancar. Setelah disaksikan, Amir Faishol membenarkan bacaan yang diucapkan Musa.
Ternyata Irfan Hakim masih penasaran lalu menawarkan penonton untuk menguji Musa. Salah seorang penonton lalu mengajukan diri untuk mengujinya. Pria ini membacakan salah satu ayat di surat Al-Baqarah, dan lagi-lagi Musa dapat meneruskannya dengan lancar.
Masih penasaran juga, Irfan Hakim pun menawarkan lagi kepada penonton untuk menguji Musa. Salah seorang wanita lalu membacakan salah suatu ayat pada surat Muhammad, dan lagi-lagi Musa-pun dapat melanjutkannya dengan lancar. Kali ini penonton mendengarkan dengan seksama bacaan Musa. Pada sesi ini Amir Faishol sebagai salah seorang juri terlihat menangis tidak dapat menahan air matanya.
Ketika ditanyakan komentarnya oleh Irfan Hakim, Amir Faishol semakin menangis, dan penonton pun turut menangis. “Subhanallah…”, ujar Amir Faishol yang juga pernah menjadi redaksi dakwatuna.com ini.
Amir Faishol pun beranjak dari kursi juri, suatu kejadian yang jarang terjadi pada lomba ini. Dia menuju Musa lalu mencium tangan dan keningnya, disaksikan oleh para penonton yang terharu.
“Ayah bunda semua, inilah sebuah nilai. Bahwa anak kecil sekalipun dia sangat terbatas kemampuannya, ketika dia menjadi mulia karena Al-Quran maka kita semua tunduk, karena Allah telah memuliakannya dengan Al-Quran. Bapak ibu tahu, ini uang, ini kertas (sambil menunjukkan selembar uang kertas, red). (Uang) ini tidak ada apa-apanya. Diinjak-injak, tetap dia berharga. Karena apa? Karena nilai. Sekalipun diinjak dia punya nilai. Dia menjadi berharga. Ini anak tidak punya kemampuan apa-apa. Tapi karena nilainya membawa Al-Quran, dia menjadi mulia. Allah memuliakannya.” ujar Amir Faishol terbata-bata.
“Saya tidak bisa mengatakan apa-apa. Tapi saya merasakan betapa Al-Quran adalah fitrah manusia. Satu-satunya kitab yang bisa dihafal. Sampai anak yang paling kecil pun, tidak bisa baca Al-Quran pun, bisa menghafal Al-Quran. Itulah fitrah manusia.” tambah Amir Faishol.
Syeikh Ali Jaber pun berkomentar, “Itu sudah membuktikan janji Allah SWT. ‘Kami telah memudahkan Al-Quran untuk dipelajari‘ (Al-Qamar: 17). Saya percaya dan yakin bukan orang tua saja yang bangga, bukan kita sebagai juri di sini bangga, tapi saya yakin 100% Allah juga bangga terhadap seorang hamba yang bisa berhasil menjadi ahlul Quran. Dan saya percaya dan yakin, seperti Musa ini masih banyak di negeri kita. Mudah-mudahan dengan wujudnya anak-anak seperti ini Allah berkahi negeri kita”.
Para penonton terharu menyaksikan sesi ini, Video sesi lomba tersebut diunggah ke Youtube dengan judul “Hafiz Indonesia 2014 – Musa 5,5 Tahun Dari Bangka Hafal 29 Juz – Membuat Semua Juri Menangis”, pada hari Ahad (29/6/2014) oleh pengguna YouTube bernama “Hafiz Indonesia 2014″.
Kabar yang beredar, Musa sangat suka mendengarkan dan menonton ceramah pengajian yang disampaikan oleh Ustadz Abdul Hakim bin Amir abdat, da’i Salafi terkenal asal Jakarta.
Musa Ikut Lomba Tahfidz Internasional
Prestasi Musa yang gilang gemilang membuatnya bertolak ke Jeddah, Arab Saudi. Musa diikutsertakan dalam lomba hafalan Alquran internasional bersaing dengan para hafidz dari seluruh dunia.
Musa bertarung dalam perlombaan yang dilaksanakan mulai 3-5 Ramadhan. Dalam acara yang digelar oleh Hai’ah ‘Alamiyah Litahfidzil Quran ini, Musa menjadi peserta termuda dari 25 peserta anak-anak dari seluruh dunia.
Membahagiakan sekali, Musa meraih nilai mumtaz (sempurna) pada acara perlombaan tersebut. Musa meraih peringkat ke 12 dari 25 peserta. Pemberi piagam penghargaan kepada Musa adalah Sekjen Rabitah Al Alam Al Islamiy, Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Muhsin At-Turky dan gubernur Makkah Al-Mukarramah Pangeran Musy'il bin Abdullah Alu Suud.
"Musa kalah dari sisi penilaian makhroj (lafal), karena masih cadel. Tapi dari segi hafalan, Musa paling banyak hafalannya," tutur paman Musa, Abu Unaisah.
Meski begitu, aksi Musa dalam ajang itu menarik perhatian warga Saudi. Beberapa di antara mereka bahkan meminta Musa dan keluarga tinggal di sana. Musa juga menerima hadiah dari masyarakat Saudi.
"Alhmdulillah dapat hadiah laptop Toshiba dari ikhwan Jeddah," tulis ayah Musa, Abu Musa, melalui akun Facebook.
Musa mengikuti lomba menghafal Alquran di Jeddah setelah mendapat undangan dari Syaikh Abdullah Ali Basfar, Ketua Umum Haiaah Alamiyyah untuk Tahfizil Quran di Arab Saudi. (Ism)
Hafiz cilik Indonesia, Musa, meraih prestasi istimewa dalam lomba menghafal Alquran tingkat nasional di Jeddah, Arab Saudi. Sebagai peserta paling muda, usianya belum genap enam tahun, bocah Bangka ini mampu meraih nilai istimewa dengan nilai 90,83.
Nilai itu memang tidak menempatkan Musa di puncak juara. Musa hanya menempati peringkat 12 dari 25 peserta dari berbagai negara. Namun, prestasi itu cukup istimewa mengingat usianya paling belia.
Setelah mengikuti lomba menghafal Alquran di Arab Saudi, Musa langsung diundang ke Malaysia untuk memberikan motivasi kepada muslim setempat.
Nama hafiz cilik Indonesia, Musa, tak hanya terkenal di Tanah Air. Bocah yang baru saja ikut lomba menghafal Alquran di Jeddah, Arab Saudi, itu ternyata juga kondang hingga ke Malaysia.
Setelah tiba di Indonesia, Kamis 10 Juli 2014, bocah berusia enam tahun itu langsung terbang ke Negeri Jiran. Musa beserta sang ayah diundang untuk memberikan motivasi kepada muslim Malaysia.
"Sebenarnya Kamis siang Musa sudah di Jakarta, tapi langsung dijemput lagi untuk ke Malaysia," tutur paman Musa, Abu Unaisah.
Di Malaysia, sebuah acara yang dibungkus dalam program Ramadan telah disiapkan untuk Musa. Pada Jumat 11 Juli 2014, penghafal Alquran asal Bangka itu akan tampil dalam acara "Meet & Greet bersama Adik Musa & Sheikh Ali Jaber".
Dua hari berikutnya, atau 14 Juli, Musa dijadwalkan menghadiri acara buka puasa bersama, pembacaan Alquran, dan salat tarawih, yang diadakan oleh muslim Malaysia.
Tak hanya Malaysia, Musa juga tengah menunggu undangan dari Singapura untuk acara serupa. "Itu pun masih menunggu undangan dari Singapura," tutur Abu Unaisah.
REf : dirangkum dan ditulis ulang dari berbagai sumber :dakwatuna.com, dream.co.id, dll
SubhanAllah..
BalasHapusTerharu..
terima kasih
BalasHapusMusaaaa...I love you
BalasHapuskapan giliran anak2 kita, bisakah kita mencetak anak spt beliau?. stidaknya kita sudah berusaha keras. untuk kita, untuk agama, untuk Allah SWT.
BalasHapusya alloh bisa aku anak ku dan keturunanku seperti beliau...
BalasHapussubhanalloh.......